Kopi robusta Bali adalah salah satu dari dua jenis kopi di pulau seribu pura ini yang melengkapi keeksotisan tak bertepi surga mungil ini.
Selain kopi Arabica Bali yang memang sudah memikat para pencinta kopi, robusta Bali mulai mendapat tempat bagi mereka yang menyukai kopi yang relatif strong dibanding Arabica.
Sejarah Kopi Robusta di Bali
Di era kolonialisme Belanda di Indonesia, Bali adalah salah satu daerah penghasil kopi Arabica yang menjadi andalan dalam perdagangan komoditi kopi. Namun kira-kira di tahun 1880 perkebunan kopi di seluruh nusantara, termasuk kopi Bali, terkena wabah karat daun (Hemilia vastatrik) yang menghancurkan komoditas ini.
Untuk menggantikannya, Belanda mencoba mendatangkan benih kopi jenis liberica dan robusta (canephor) dari Pulau Jawa untuk ditanam di daerah Banjar Kiadan, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.
Desa Pelaga memiliki ketinggian di atas 800 mdpl, rupanya memberikan hasil kopi robusta yang baik. Meski kopi robusta identic dengan jenis kopi yang biasa ditanam di dataran yang lebih rendah.
Keberhasilan percobaan penanaman kopi robusta di Desa Pelaga ini kemudian mulai dikembangkan ke wilayah lain. Pada 1819 kopi robusta mulai ditanam di Desa Belatungan, Pupuan, Tabanan. Di sini hasil panennya pun tidak mengecewakan.
Bersamaan dengan program transmigrasi swakarsa yang diadakan penjajah Belanda, kopi robusta mulai dikembangkan di wilayah yang lebih luas. Hingga 1928 seluruh Kecamatan Pupuan, Tabanan menjadi sentra kopi robusta di Bali.
Kondisi daerah Pupuan yang berketinggian 500 900 mdpl, dengan iklim kategori sangat basah, kelembapan 74 – 77%, suhu udara 24-30oC, dan kondisi kesuburan tanah yang baik, rupanya sangat ideal untuk perkebunan kopi robusta.
Bahkan kopi robusta Pupuan sudah memperoleh sertifikat indikasi geografis sebagai kopi fine robusta Pupuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM). Sertifikat diperoleh pada 2017 ini menunjukkan bahwa kopi robusta Pupuan memiliki kualitas dan karakteristik yang khas karena kondisi geografis yang tidak bisa dijumpai di tempat lain.
Produksi Kopi Robusta
Data terbaru produksi kopi Bali robusta yang dikutip dari Badan Pusat Statistik, pada 2022 sebesar 11.000 ton lebih. Dua daerah utama penghasil kopi robusta adalah Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Buleleng.
Namun, jika dirinci lebih jauh, kapasitas panen perkebunan kopi robusta di Bali masih di bawah 700 kg/hektar. Ini jauh di bawah kemampuan perkebunan kopi di Vietnam yang bisa menghasilkan 2,7 ton/hektar. Artinya masih terbuka peluang untuk meningkatkan produksi kopi robusta dengan memperbaiki metode pertaniannya menjadi lebih baik.

